Jumat, 14 September 2012

Sig. Changing


Melewati jalan dr.angka, dikiri jalan konstruksi hotel yang belum selesai. Dipinggir trotoar pohon-pohon yang rindang begitu asri. Dikanan jalan rumah sakit Elizabeth yang megah,disebelahnya toko aksesoris mobil. Ya,yang kulihat adalah gedung-gedung pencakar langit. Dimana potret sawah yang hijau itu? Bagiku yang penduduk asli,Seakan melewati kota yang asing. Seperti dijogja pikirku. Sejak kapan seperti ini tak terasa begitu cepat perubahan itu. Kemudian menelusuri jalan suharso,disambut oleh hotel aston yang begitu angkuh memamerkan kemegahan nya. Di sepanjang jalan menu-menu makanan yang menggoda selera dari a sampai z ada. Dimana rumah-rumah warga yang tenang dan damai. Kenapa kini seakan menjadi wisata buat kuliner.

Ada perasaan suka namun miris merasa ada sesuatu yang hilang...

Mau dijadikan apa kota ini? Siapakah yang berambisi menghidupkan kota yang sepi ini. Mungkin tak lama lagi kota ini akan panas akan gedung-gedung. Alun-alun yang dulu begitu asri tradisional tanpa ada niat dari pihak untuk membuatnya lebih modern seperti sekarang ini. Sejak terpilihnya bupati alumni sma 2 itu telah merubah keasrian alun-alun. Kemajuan yang pesat lagi adalah rita bakery,dengan gubahan nya sekarang hendak menuju rita supermal. Kurangkah hiburan dikota ini,sehingga mereka menciptakan sarana yang begitu kompleks? Teringat saat berangkat ke kampus melewati jalan suharso banyak lubang-lubang kecil yang kasat mata namun bisa membesar( kaya iklan pasta gigi aja). Setau saya,telah diperbaiki jalan itu berapa kali, belum ada satu tahun muncul lubang lagi. Apakah salah bahan aspal atau salah dari pihak terkait? Kenapa pemerintah tidak lebih mementingkan urusan sarana dan fasilitas yang begitu vital nya. Liat jalan-jalan provinsi yang dilalui bus,berlubang bagaimana jadinya?. Dilain sisi,pembangunan hiburan-hiburan semakin meningkat berbanding terbalik dengan itu. Hotel-hotel semakin menjamur. Tempat hiburan tersedia selalu. Mahasiswa disediakan media untuk hiburan. Di lain sisi,budaya itu semakin menggusur nilai kealamian dan kearifan lokal. Semakin tergerus oleh kemodernan.

Minggu, 24 Juni 2012

I'll back



Antara keperihan hati yang dalam dan kenyataan yang ada.
...Mungkinkah kau sedang menatap bulan
Bulan sabit yang sedang kupandangi
Mungkinkah kamu menangis
Diatas bintang khayalku...
Apa sih arti sebuah masa depan? Yang belum tau apa yang ada nantinya, bahagiakah...sedihkah...atau bahkan tidak ada masa depan itu? Terus buat apa berharap akan masa depan? Kecuali berharap akan kesuksesan.

***

Semakin canggih nya teknologi memang memuaskan kita,namun seiring berjalan nya waktu pasti akan sampai pada titik jenuh itu.  Bicara soal gadget,ada suatu produk baru yang super smart menjadi suatu kemewahan,ya itu paradigma masyarakat. Kemudian setelah semuanya merasakan ingin mendapatkan nya,dan pada akhirnya...yaudah. bosan. Kemudian bicara tentang media sosial yang berawal dari sangat awam kemudian menjadi populer semua sejuta umat mengoperasikan nya. Yaudah,jenuh. Apalagi yang mau dicari?
Dengan adanya teknologi memang memudahkan kita,membuat kita praktis. Namun janganlah kita terlena dengan yang serba praktis itu. Teknologi adalah diciptakan hanya untuk memudahkan bukan membuat orang jadi berfikir pendek dan serba malas. Sebagai contoh mesin cuci,secanggih2 nya teknologi pasti ada kelemahan nya pula. Kita mau mencuci baju yang sangat kotor,apa hanya dengan mesin cuci akan jadi bersih sih? Ngga. Kita harus mengucek dan menyikatnya hingga noda itu hilang. Jadi? Ya,sebaik-baiknya kita memanfaat kan teknologi yang ada. Menurut aku mesin cuci hanya digunakan untuk pakaian yang noda atau kadar kotornya ringan,dan mesin cuci juga hanya diutamakan pada orang yang tidak mempunyai cukup waktu untuk mencuci. Ya intinya gunakan teknologi yang ada dengan sebaiknya,jangan sampai membikin kita ketergantungan dan menjadi malas.

***

00.00
Meeting disebuah cafe japanese,sore itu menjadi sebuah ke-hactic-an yang panjang. Kata si penjaga cafe yang juga teman kita,”tadi dion dateng loh,kayanya nanti malem dia mau main kesini”. Hwaaa....berasa ditipi-tipi ketika kegembiraan para fans mendengar berita tentang artisnya. Ya walaupun dion tidak masuk 3 besar ajang pencarian bakat yang bergengsi itu,dia tetap namanya menjadi artis,artis dari pwt. Adzan pun berkumandang,kita kembali ke persinggahan sementara (baca:hos) sebelum menyatroni cafe itu lagi. Ya,malam itu menjadi hactic ketika adanya salah sms. Temenku menerima sms tentang dion yang dateng ke cafe itu. Kita semua seisi hos panik,deg-degan,panas dingin,nervous,... dan pada akhirnya kita mengetahui bahwa itu adalah sms tertunda. Hufed! Namun kita tetap menyatroni cafe itu. Dan ternyata  si idol tak tau datang atau ngga. Disitu hanyalah ada acara musik disertai rebana,haha entah apa sesungguhnya acara itu. Tanpa ambil pusing,kita makan di cafe tersebut. Menikmati pemandangan dari atas,sambil masih berharap ada si idol. Begitu romantis rasanya. Ngobrol sana-sini...karena jiwa jurnalis kita begitu kuat,tidak dapat berita tentang doi kita harus mencari berita lain. Drrrrtt....Aha!!! terbayang lagu party rock anthem. Ya,kebetulan sekarang sabtu malam dimana hari mereka latihan. Lalu selesai menyantap java ramen itu,kita meluncur menyatroni mereka. Disebuah pusat kerumunan orang dan rekreasi (baca:tamkot). Mata kita jelalatan mencari orang yang sukanya lari ditempat,ngga ketemu-ketemu. Dan ngga begitu lama,aku melihatnya dipojok cafe,ceileh. Kami mendekati mereka secara perlahan tapi bingung. Dengan muka tebal dia,kita menghampiri mereka,ngajak ngobrol,nge gosip,main bekel. Sumpah anaknya gokil-gokil segokil mukanya. Satu jam bersama SFDP judulnya. Hwaaa....pengalaman pertamaku yang begitu berkesan. Memberanikan diri untuk menyapa orang lain,berkomunikasi dan pada akhirnya menjadi link,apalagi mereka asik. Semakin membangkitkan hasrat jurnalisku.

***

Dia terlalu buruk buat aku... Dia terlalu buruk buat aku... !